Penentuan Kandungan CL (Klorida) dalam Air



ACARA VII
“Penentuan Kandungan CL (Klorida) dalam Air”

   I.            TUJUAN
Mengetahui kandungan cl (klorida) dalam sampel air sungai

 II.          ALAT DAN BAHAN
A.   Alat
1.    Erlenmeyer
2.    Buret
3.    Pipet
4.    GelasUkur
B.   Bahan
1.    Sampel air 25 ml
2.    Larutan indicator chromate (K2CrO4)
3.    Larutanstandart AgNaO3 1 m

III.         DASAR TEORI
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, terutama untuk air minum. Salah satu cara memproduksi air layak-minum adalah dengan mengolah air tanah atau air permukaan menjadi air yang memenuhi syarat kesehatan. Sistem pengolahan air bersih terdiri atas beberapa tahapan proses, yaitu penyaringan awal, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, aerasi, filtrasi, dan disinfeksi. Sistem disinfeksi yang sering digunakan adalah cara klorinasi. Kontaminasi dapat berasal dari mikro organism atau dari zat kimia, baik yang berasal dari alam atau buatan. kontaminasi air minum oleh mikro organisma sangat sering terjadi dan dapat dikurangi dengan klorinasi.


Kebanyakan klorida larut dalam air, seperti merkurium (I) Klorida, (Hg2Cl2), Perak Klorida, (AgCl), TimbalKlorida, (PbCl2) yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih, sedangkan tembaga (I) Klorida, (CuCl), bismuth oksiklorida, (BiOCl), stibiumoksiklorida, (SbOCl), dan Merkurium (II) oksiklorida, (Hg2OCl2), tak larut dalam air. Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini, pakailah larutan natrium klorida, NaCl 0.1M.
Untuk menggarap air alam dan untuk meningkatkan mutunya sesuai tujuan maka harus diketahui kotoran dan kontaminan yang ada pada air tersebut. Untuk mengetahui kadar kontaminan ini berbagai parameter mutu harus diketahui dan dipantau. Parameter tersebut menentukan pemilihan proses penggarapan dari air tersebut. Parameter air tersebuat adalah parameter fisik, kimia, biologi, dan parameter radiology.
Analisa klorida secara kualitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :
1)      Dengan larutan Perak Nitrat
Jika larutan encer suatu senyawa klorida direaksikan dengan larutan peraknitrat, akan terjadi endapan putih bergumpal yang tidak larut dalam asamnitrit encer dan mudah larut dalam ammonia, dengan mengasamkan larutan amoniak ini dengan asamnitrat encer akan terbentuk kembali. Endapan putih yang terjadi berupa perakklorida yang tidak akan larut kembali dalam asam nitrat encer. Dengan penambahan ammonia, terjadi komplek perakdiamonium yang larut. Jika larutan yang mengandung ion klorini diasamkan, perakklorida akan terbentuk kembali dan akan mengendap.
2)      Dengan Kalium Permanganat atau Mangan Dioksida
Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode argentometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode argentometri. Metode argentometri (titrasipengendapan) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri/volumetric.
Titrimetri atau analisa volumetric adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda.
Dalam larutan netral atau sedikit basa, kaliumkromat dapat menunjukkan titik akhir titrasi klorida dengan peraknitrat. Perakklorida yang terbentuk diendapkan secara kuantitatif sebelum warna merah perakkromat terbentuk.
Reaksi
AgNO3 + NaCl   à        AgCl + NaNO3
AgNO3 + KCl     à   AgCl + KNO3
Dalam titrasi pengendapan zat yang ditentukan bereaksi dengan zat pentiter membentuk senyawa yang sukar larut dalam air, syarat-syaratnya :
a)     Terjadinya kesetimbangan serbaneka harus berlangsung dengan cepat
b)     4 zat yang akan ditentukan akan bereaksi secara stoikiometri dengan zat pentiter
c)      Endapan yang terbentuk harus sukar larut sehingga terjamin, harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai
d)     Kesempurnaan reaksi sampai 99,9 %

IV.         LANGKAH KERJA
1.    Ambilsampel air sebanyak 25 ml denganmenggunakangelasukur
2.    Kemudianmasukkankedalam Erlenmeyer
3.    Tambahkan 10 teteslarutan KaCrO4
4.    Tooitrasimenggunakanlarutanstandart AgNO3 sampaiberubahwarnanya.
5.    Hitungdenganmenggunakanrumus:
Ppm Cl = 1000/sampel air x factor (0.498) x ml titrasi


   V.         HASIL PRAKTIKUM
1.      Sampel air yang digunakan adalah 25 ml
2.      Larutan standart AgNO3   sebelum titrasi adalah 44,3 ml
3.      Larutan standart AgNO3   sesudah titrasi adalah 48,1 ml
Jadi larutan standart AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi adalah:
48,1 – 44,3 ml = 3,8 ml

Rumus :
Ci= 

Hasil :
Ci =
 =  75, 696 ppm(mg/L)

VI.         PEMBAHASAN
Sampel air yang digunakan untuk uji kadar cl ini diambil pada utara jembatan Drs. Moh. Hatta yang tepatnya di daerah Pendem, Kota Batu. Sampel yang diambil berjumlah 2 botol yang terdiri dari air yang berada di tepi sungai yang tersedimen dan air yang berada di tali arus. Pengukuran kualitas air tersebut sangat penting, karena bertujuan untuk mengetahui kandungan dari sifat fisik air tersebut. Pada saat praktikum kali ini mengambil sampel air yang lokasinya berada diatas lahan pertanian dan dekat dengan pemukiman warga, sehingga pencemaran ini selain dari permukiman juga berasal dari daerah persawahan.
Hasil dari titrasi dapat diketahui bahwa air sampel tersebut memiliki kandungan clorida sebesar 75,696 ppm. Kadar Cldalam air dibatasi oleh standar untuk berbagai pemanfaatan yaitu air minum, irigasi dan konstruksi. Konsentrasi klorida dalam air dapat meningkat dengan tiba-tiba dengan adanya kontak dengan air bekas. Klorida mencapai air alam dengan banyak cara. Kotoran manusia khususnya urine, mengandung klorida dalam jumlah yang kira-kira sama dengan klorida yang dikonsumsi lewat makanan dan air. Jumlah kira-kira 6 gr klorida perorangan perhari dan menambah jumlah Cl dalam air bekas kira-kira 15 ml di atas konsentrasi di dalam air yang membawanya, disamping itu banyak air buangan dari industri yang mengandung klorida dalam jumlah yang cukup besar.
Klorida sendiri merupakan anion pembentuk Natrium Klorida yang menyebabkan rasa asin dalam air. Kadar klorida pada air minum harus memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan SNI 01-3553-1996, yakni 250mg/L. Sumber klorida dalam air  berasal dari mineral yang ada dalam tanah, baik itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam tanah. Selain itu sumber klorida lainnya dapat berasal dari air limbah domestik atau air urine manusia dan jugadapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air hujan.
Berdasarkan hasil titrasi yang menunjukkan bahwa kadar Cl dalam sampel air tersebut menunjukkan hasil 75,696 mg/L masih layak untuk dikonsumsi walaupun kadar Cl-nya hamper tinggi. Apabila dicium menggunakan indera penciuman memang air terasa sedikit amis karena masuknya kotoran peternakan disekitar,  limbah pertanian dan limbah dari pemukiman warga yang menyebabkan kadar Cl menjadi tinggi.

VII.      KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa sampel air berantas di daerah utara jembatan Drs. Moh. Hatta, Pendem Kota Batu, memiliki kandungan clorida sebesar 11,952 ppm. Sehingga dapat diketahui bahwa air tersebut masih layah digunakan untuk air minum, irigasi pertanian dan konstruksi bangunan walaupun  
Di Indonesia, Khlor digunakan sebagai desinfektan dalam penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa system penyediaan air panas. Sebagai desinfektan, residukhlor di dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi khlor ini dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk halogen-hidrokarbon (CL-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Oleh karena itu, di berbagai Negara maju sekarang ini, khlorinasi sebagai proses desinfeksi tidak lagi digunakan. Air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan fisik, kimia dan mikrobiologi berdasarkan Permenkes RI No. 907/ Menkes/SK/VII/2002 tentang kadar klorida maksimal yang diperbolehkan dalam air minum yaitu 250mg/L.
VIII.    DAFTAR RUJUKAN
Fitri.2012. Penentuan Kadar Cl Dalam Sampel Air.
Azzahra, R.2012. Pengaruh Kadar Klorida Pada Air Bagi Kesehatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIGITASI ON SCREEN

PENGAMBILAN SAMPEL TANAH