MEMBANGUN SKEMA GEODATABASE SIG DAN MELAKUKAN INPUT DATA
ACARA II
MEMBANGUN SKEMA GEODATABASE SIG DAN MELAKUKAN
INPUT DATA
I.
TUJUAN
1. Mampu
membangun skema geodatabase SIG
2. Mampu
melakukan beberapa teknik input data SIG
II.
ALAT DAN BAHAN
1. Komputer
PC/ Laptop
2. Software
ArcGIS 10
3. Peta
administrasi Provinsi DIY
4. Peta
hujan provinsi DIY
5. Peta
tanah provinsi DIY
6. Peta
lereng provinsi DIY
III.
DASAR
TEORI
Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah sistem informasi yang berdasar pada data keruangan dan merepresentasikan
obyek di bumi. Dalam SIG sendiri teknologi informasi merupakan perangkat yang
membantu dalam menyimpan datas, memproses data, menganalisa data, mengelola
data dan menyajikan informasi. SIG merupakan sistem yang terkomputerisasi yang
menolong dalam me-maintain data tentang lingkungan dalam bidang geografis (De
Bay, 2002). SIG selalu memiliki relasi dengan disiplin keilmuan Geografi, hal
tersebut memiliki hubungan dengan disiplin yang berkenaan dengan yang ada di
permukaan bumi, termasuk didalamnya adalah perencanaan dan arsitektur wilayah
(Longley, 2001).
Data dalam SIG terdiri atas dua
komponen yaitu data spasial yang berhubungan dengan geometri bentuk keruangan
dan data attribute yang memberikan informasi tentang bentuk keruangannya
(Chang, 2002). Menurut pendapat Peter A. Burrough (1998), SIG adalah sekumpulan
fungsi-fungsi terorganisasi yang menyediakan tenaga-tenaga prfesional yang
berpengalaman untuk keperluan penyimpanan, retrieval, manipulasi dan penayangan
hasil yang didasarkan atas data berbasis geografis. Aronoff (1989) menyatakan
bahwa SIG adalah sekumpulan komponen yang dilakukan secara manual atau berbasis
computer yang merupakan prosedur-prosedur yang digunakan untuk keperluan store
dan pemanipulasian data bereferensi geografis. Menurut pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa, isi aktifitas pada bidang SIG merupakan integrasi dari beragam
bidang keilmuan yang didasarkan pada peruntukan aktifitas SIG tersebut
dilakukan. Implementasi dari pelaksanaan kegiatan tersebut tidak selalu mengacu
pada penyertaan komputer sebagai salah satu elemen pada sistem informasi.
IV.
LANGKAH KERJA
1.
Membuka ArcCatalog.
Start → ArcGis → ArcCatalog
2.
Membuat folder pada
drive D:/ dengan nama latihan. Klik kanan pada folder yang di inginkan → new →
folder.
3.
Membuat personel Geodatabase pada folder tersebut
dan beri nama data DIY.mdb. Klik kanan folder Acara 2 → new → personal
geodatabase
4.
Mengatur direktori keluaran data olahan dengan
klik ArcToolbox pada toolbar
5.
Klik kanan ArcToolbox → Environment
6.
Mengatur current workspace ke Geodatabase data
DIY
7.
Abaikan Scratch Workspace, langsung ke Coordinate
System → As Spesific Below. Klik tanda ,
muncul Spatial
Refence System
8.
Pilih Projected Coordinate System → UTM
→ WGS 1984 → Southern Hemisphere → WGS 1984 UTM Zone 49S →
OK
9.
Mengisi atibute data dengan menggunakan domain
pada Geodatabase. Klik kanan Geodatabase → properties → Database
properties
10. Mengisi kolom Domain Name
dengan: kemiringan lereng (text), klasifikasi lereng (text), intensitas hujan
(text), keterangan tanah (text), klasfikasi hujan (text), jenis tanah (text),
arahan (text)
11. Mengisi kolom Coded
Value dengan:
12. Membuat Feature Dataset dalam
geodatabase dengan nama Peta Dasar dan Peta Tematik. Kilk kanan Data DIY → New
→ Feature Dataset → beri nama Peta Dasar → next → finish . (Cara yang sama untuk
membuat Feature Dataset Peta tematik
13. Membuat Feature
Dataset baru pada file DataDIY.mdb. klik kanan peta dasar → new →
feature class
14. Mengisi kolom name dengan batas
administrasi, dan kolom alias dengan peta batas sdministrasi.
15. Mengisi kolom type feature class
dengan line feature.
16. Membuat feature class lain untuk
objek jalan, sungai, dan ibu kota kabupaten.
17. Khusus untuk ibu kota kabupaten isi
pada kolom field name dengan ibu kota kabupaten dengan type data berupa text.
18. Membuat feature
class baru untuk peta tematik. Langkahnya sama dengan membuat feature
class pada peta dasar. Feature class-nya berupa hujan, lereng, dan
tanah
-
Pada Field nama SHAPE isikan data type dengan geometry. Dan pada field properties
di bawah, di isikan dengan geometry type.
-
Mengisi field name dengan keterangan sesuai dengan data yang akan di
lakukan
-
Melakukan langkah yang sama untuk feature
class lereng dan tanah. Field name yang ditambahkan yaitu:
LERENG :
|
TANAH :
|
Kelas_lereng (Text)
|
Kelas_tanah (text)
|
Kemiringan_lereng (text)
|
Jenis_tanah (text)
|
Klasifikasi lereng (text)
|
Keterangan_tanah (text)
|
Skor_lereng (short Integer)
|
Skor_tanah (short Integer)
|
19. Membuat feature
class baru dengan type Annotation features dalam features dataset peta
tematik. Memberi nama Anno_hujan → memberi nama alias Annotasi peta hujan →
memberi tanda centang pada link the annotation to following feature
class → pilih hujan → next
20. Mengisi Refence
Scale pada skala 1:500.000. Lalu klik next.
21. Mengubah nama Annotation Classes
menjadi kelas hujan dengan klik rename.
22. Memilih kelas hujan pada label
field.
23. Mengatur text dengan huruf Arial
ukuran 8.
24. Memilih posisi Horizontal pada
position.
25. Klik next → finish.
26. Membuat
Annotasi Lereng dan Annotasi Tanah dengan langkah yang sama
Georeferencing
a.
Buka program ArcMap dari start menu →
Programs → ArcGis → ArcMap.
b.
Untuk menampilkan peta yang akan di
registrasi pilih icon add.
c.
Setelah peta ditampilkan maka langkah
selanjutnya adalah mengaktifkan toolbar Georefencing. Klik kanan mouse pada
lokasi toolbar yang kosong kemudian pilih georefencing.
d.
Untuk menentukan titik kontrol maka
icon yang dipilih adalah Dimana X (Hijau) merupakan source (koordinat image)
dan X (Merah) merupakan destination (koordinat sebenarnya).
e.
Titik kontrol yang dipilih atau dibuat
minimal 4 buah.
f.
Setelah mendapatkan 4 buah titik
kontrol maka langkah selanjutnya memasukkan koordinat peta (destination) dengan
cara mengklik icon. Pengisian koordinat destination juga dapat dilakukan dengan
cara klik kanan pada saat menentukan control point (klik kiri untuk source
kemudian klik kanan untuk destination) klik kanan pada saat menetukan control
point (klik kiri untuk source kemudian klik kanan untuk destination).
Setelah
koordinat peta di masukkan maka peta yang akan didigitasi telah memiliki koordinat
yang sebenarnya.
Setelah
memasukkan koordinat peta, klik OK, kemudian klik “Georeferencing → Update
Georefecing
V.
HASIL PRAKTIKUM
Terlampir
VI.
PEMBAHASAN
Geodatabase adalah database
relasional yang memuat suatu informasi geografi. Geodatabase terdiri atas
feature classes (spatial) dan tabel (non-spatial). Feature Class merupakan kumpulan dari beberapa feature yang memiliki bentuk geometri
dan atribut sama. Feature classes
dalam geodatabase dapat berupa single feature atau individu dan
dapat juga disusun dalam suatu feature
dataset. Semua feature dataset
dalam sebuah geodatabase
menggunakan sistem koordinat yang sama.
Domain digunakan untuk menentukan
lingkup (range) dan wilayah terpilih (selected area) setiap jenis informasi.
Ada dua sistem geodatabase yaitu Server-Geodatabase dan Personal Geodatabase.
Server-Geodatabase merupakan Relational Database Management System (Oracle,
SQL-Server, DB2) dan Personal Geodatabase menggunakan sistem data MS-Access.
Pada dasarnya dalam geodatabase terdapat feature dataset yang berfungsi untuk
mengelompokkan feature class yang ada.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat geodatabase yaitu, Inventarisasi peta atau data spasial
apa saja yang dibuat dan data atau feature class apa saja yang dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan populasi data dan
juga analisa terhadap data yang akan digunakan, Penentuan system koordinat, skala
dan toleransi yang akan digunakan, Klasifikasi feature dataset yang akan
ditampilkan. Hal ini untuk mengurangi feature class ganda yang terdapat pada
feature dataset yang berbeda, Membuat desain awal geodatabase, yaitu berupa
grafik aliran data, feature dataset sampai ke feature class untuk mengurangi
kemungkinan kesalahan dalam pembuatan geodatabase dan untuk membuat geodatabase
dengan data yang ramping dan efektif. Geodatabase mewadahi sebuah tabel yang
digunakan untuk menyimpan objek non
spasial, seperti tabel pemilik lahan,luas lahan, tabel jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk. Feature class kumpulan dari objek spasial berupa garis,
titik, polygon atau area dapat juga untuk menyimpan feature anotasi,dimensi dan
rute. Feature Dataset digunakan untuk tempat/wadah untuk feature class yang
memiliki referensi spasial sama. Dataset ini perlu apabila kita ingin membuat
network dan topologi.
Beberapa keunggulan geodatabase
dibanding dengan shapefile : (1) Data dapat di klasifikasikan dalam populasi
data tertentu, tanpa harus membuat folder dan file yang dibuat tidak terlalu
banyak jadi sangat mudah untuk mengorganisasi dan mengaturnya, (2) Geodatase
dapat di gunakan untuk keperluan akses data baik secara intranet maupun non internet
karena bisa menggunakan beberapa software database seperti Oracle, SQL-Server,
DB2 dan lain-lain, (3) Untuk beberapa analisa tertentu di dalam ArcGIS hanya
bisa di lakukan dengan geodatabase, tidak dapat dilakukan dengan shapefile
seperti topologi, cartographic representation, linear referencing dan
lain-lain.
Proses input data merupakan salah
satu bagian dari subsistem SIG. Proses input data memiliki peranan yang sangat
penting dalam menentukan kualitas data yang digunakan. Dalam proses input data
banyak hal yang perlu dipahami termasuk sumber peta, tahun pembuatan, skala,
koordinat/proyeksi yang digunakan, dan tingkat RMS error hasil koreksi.
Salah satu tahapan dalam proses
input data adalah melakukan koreksi geometrik peta (Rektifikasi Peta). Koreksi
geometrik yaitu usaha untuk memposisikan peta dalam letak sesungguhnya di
permukaan bumi, yaitu dengan cara memasukkan titik koordinat dalam peta ke
dalam aplikasi GIS. Pada tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting karena
kualitas data salah satunya ditentukan dalam ketelitian melakukan koreksi
geometrik. Pada praktikum ini diperoleh RMS error sebesar 0,0234877 hal ini
menunjukkan koreksi geometrik cukup bagus.
VII.
KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan
Geodatabase memiliki keunggulan dibanding dengan shapefile, selain itu pada
saat melakukan koreksi geometrik diperlukan ketelitian untuk mendapatkan nilai
RMS error yang kecil.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.Tutorial ArcGis 10 tingkat dasar pdf.GIZ-DecGG
Bappeda Provinsi NTB (diakses pada tanggal 26 Januari 2015)
http://help.arcgis.com/en/arcgisdesktop/10.0/pdf/building-a-geodatabase-tutorial.pdf
(diakses pada tanggal 26 Januari 2015)
http://laminer10science.blogspot.com/2012/07/registrasikoreksi-geometrik-peta-arcgis.html (diakses pada 25 Januari 2015)
Komentar
Posting Komentar