MINYAK BUMI KONTRIBUTOR UTAMA PERKEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL



MINYAK BUMI KONTRIBUTOR UTAMA PERKEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL

Oleh : Qonita Azzahra
130722607352 / H
(Geografi Murni, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang)








Abstrak :
Hubungan antara pengelolahan dan penggunaan sumber daya alam dalam pembangunan suatu negara merupakan hal yang penting. Pertumbuhan industry manufaktur yang sangat pesat di Indonesia saat ini merupakan salah satu bukti bahwa keberadaan sumber daya alam minyak bumi menjadi pemeran utama dalam pembangunan nasional Indonesia. Kontribusi tersebut berupa olahan minyak bumi yang dijadikan sebagai bahan bakar untuk pembuatan barang produksi maupun jasa pelayanan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengulas pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam bidang manufaktur yang kian hari memberikan sumbangsih yang sangat besar terhadap pemasukan Negara dimana hal ini membantu dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia berupa penyerapan tenaga kerja di sector industry dan pertambangan.

Kata kunci : industri manufaktur, minyak bumi, kesejahteraan, pertambangan
 
 1.      Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan terbesar di dunia yang memiliki berbagai potensi di setiap daerahnya. Hal ini dikarenakan indonesia memiliki letak geografis yang strategis yaitu, dengan diapitnya oleh dua samudra dan dua benua serta tempat pertemuan lempeng-lempeng dunia. Dari letak geografis tersebutlah indonesia memiliki banyak potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Mulai dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui hingga sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti MIGAS dan Tambang.
Perlu dipahami bahwa ketersediaan sumber daya alam MIGAS Indonesia mengalami penurunan yang cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya permintaan akan kebutuhan minyak sebagai bahan bakar. Namun, hal ini sebanding dengan pemasukan negarapun yang ikut bertambah.
Berdasarkan data APBN dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, sektor migas mampu menyumbang pendapatan negara sebesar 16% hingga 32%, atau rata-rata sekitar 25%. Pada tahun 2005, sektor migas menyumbang 138 trilyun, dari APBN sekitar 490 trilyun, atau 28%. Pada tahun 2006, kontribusinya meningkat menjadi 32%, atau sebesar 201 trilyun dari sekitar 636 trilyun APBN. Tahun 2007 menurun menjadi 24%, dan naik lagi menjadi 29% pada tahun 2008 lalu, tepat pada momen kenaikan harga minyak dunia. Pada tahun 2010, kontribusi sektor migas diperkirakan turun menjadi “hanya” 16%. Tetapi angka-angka itu belum termasuk bagian laba BUMN yang bergerak di bidang Migas, yaitu Pertamina dan PGN. Jika diproyeksikan laba bersih Pertamina pada 2010 mencapai 20 trilyun (Detik Finance, 15/01/2010) dan laba PGN minimum sama dengan tahun 2009 sebesar 4,4 trilyun (Detik Finance, 26/10/2009).
“Pertumbuhan industri manufaktur ditopang oleh tingginya investasi di sektor industri dan konsumsi di dalam negeri. Sektor ini berkontribusi hingga 20,85% terhadap PDB nasional. Sementara itu, ekspor produk manufaktur selama Januari-November 2012 berkontribusi hingga 60,02% terhadap total ekspor nasional,” Menperin saat memberikan arahan dalam Rapat Kerja Kemenperin 2013 di Jakarta, 12-13 Februari (Majalah Industri edisi I 2013). Berdasarkan hasil Rapat Kerja Kementrian perindustrian dapat dilihat bahwa industry manufaktur yang kian mengalami peningkatan telah memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi pendapatan nasional.


2.      METODELOGI  PENELITIAN

Dalam pembuatan jurnal ini menggunakan metode penelitian sekunder yaitu metode pengambilan informasi atau data yang sudah ada.  Pengambilan data yang dilakukan secara online mengikuti kaidah dan aturan sesuai dengan penelitian secara tradisional. Sarana pengambilan data dilakukan dengan menggunakan komputer yang tersambung dengan Internet atau disebut cara pengambilan data dengan menggunakan email atau website.

3. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sumber Daya alam
Sumber Daya Alam (natural resource) adalah potensi yang dimiliki alam dan dapat dikembangkan dalam proses produksi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam terbentuk karena adanya kekuatan alamiah, misalnya tanah, air, udara, dan bahan tambang. Oleh karena itu, pada dasarnya sumber daya alam telah tersedia bersama terbentuknya bumi ini. Namun, potensi sumber daya alam tersebut tidak akan bermanfaat jika tidak diolah.
Sebagai contoh, minyak bumi merupakan benda cair yang mungkin dianggap tidak bermanfaat, sampai manusia mempelajari cara menggunakannya, mengambil atau menyedot dari dalam tanah, dan memisahkannya hingga menjadi bermacam-macam bahan bakar.
Sumber daya alam (SDA) yang terdapat di bumi ini sangat banyak dan beragam. Penggolongan SDA pada dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaharui.
3.1.1        SDA yang Dapat Diperbarui (Renewable Resources)                          adalah sumber daya alam yang dapat pulih keberadaannya atau dapat dikembalikan persediaannya dalam waktu yang cepat.
Contoh SDA yang dapat diperbarui adalah air. Udara,  cahaya matahari, tanah (kesuburannya). tanaman pertanian. dan kehutanan.
3.1.2        SDA yang Tidak Dapat Diperbarui (Unrenewable Resources)             adalah sumber daya alam yang tidak dapat pulih keberadaannya atau tidak dapat dikembalikan persediaannya. Pada umumnya benda atau materi yang berasal dari alam yang memerlukan waktu yang sangat lama dalam pemulihannya.
      Contohnya, minyak bumi merupakan SDA yang terbentuk dari tumpukan tumbuhan yang jasad hewan yang telah diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Apabila dieksploitasi secara terus menerus, maka ketersediaannya di bumi akan semakin meipis. Padahal, untuk mengembalikan SDA tersebut memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Rees (1990) diacu Fauzi (2004), sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumberdaya harus :  1). ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan untuk memanfaatkannya dan 2). harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor produksi yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi.Secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasi kedalam dua kelompok, yaitu :
1)      Kelompok Stok (Non Renewable)
Sumberdaya ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas atau terhabiskan (exhuastible). Sumberdaya alam tidak dapat terbarukan atau sering juga disebut sebagai sumberdaya terhabiskan adalah sumberdaya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi secara biologis. Sumberdaya alam ini terbentuk melalui proses geologi yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang siap diolah atau siap pakai.


2)      Kelompok flow
Jenis sumberdaya ini dimana jumlah dan kualitas fisik dari sumberdaya berubah sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dimasa mendatang. Sumberdaya ini dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada yang tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak. Jika diambil (eksploitasi) sebagian, maka jumlah yang tinggal tidak akan pulih kembali seperti semula.
Salah satunya yang tergolongan dalam sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah minyak. Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk karena ketidakmampuan sumberdaya tersebut untuk melakukan regenerasi secara cepat sangat kecil. Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai sumberdaya yang mempunyai stok yang tetap.
Pengusaha pertambangan atau perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang tepat dari berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan juga seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas. Berbasis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya..
Parameter Model Ekonomi Kompetitif Model Sumberdaya NonRenewable
Maksimasi Keuntungan (maksimasiprofit, Ï€) penerimaan marjinal (p) sama dengan biaya marjinal (BM) atau p = BMStok yang tidak diekstraksi, mempunyai nilai oppurtunitasnya atau P= BM + λ Ektrasi Sumberdaya Investasi karena nilai rente  sumberdaya terkaait waktu. Penentuan rente / keuntungan tidak dihitung masa kini juga masa sekarangTerkendala Stok, pada waktutertentu (terminal period), stokakan habis. Peran waktusangat krusial, intertemporal (Sumber : Fauzi (2004)
Masalah utama dalam usaha pertambangan (termasuk penambangan minyak) adalah menemukan atau menaksir jumlah kandungan sumberdaya alam yang kita miliki dan menurunkan tingkat kesulitan (pemanfaatan) yang akan dihadapi. Menurut Sahat: 1997, informasi mengenai letak dan jumlah kandungan sumberdaya alam merupakan suatu hal yang sangat berharga dan vital, baik bagi pemilik sumberdaya (pemerintah) maupun kontraktor (penambang). Jika pemilik tidak mengetahui berapa jumlah dan nilai sumberdaya yang dimiliki, maka perusahaan pertambangan akan menekan harga sewa atau bagi hasil tambang tersebut. Bisa juga dengan menaikan nilai tambang melebihi nilai sebenarnya, sehingga pemilik atau orang lain mau menanamkan modalnya pada usaha patungan yang        akan dibuat.
Perkembangan teknologi saat ini, telah mampu menekan biaya dan waktu untuk pendugaan besar kandungan. Dengan bantuan teknologi pengeinderaan jauh (citrasatelit dan foto udara) menjadikan kegiatan lebih mudah, namun survei lapangan atau eksplorasi permukaan (ground survey) dan pengujian contoh masih tetap sangat diperlukan. Sementara itu, tingkat ketidakpastian dari ekplorasi masih tinggi. Hasil penelitian di AS mengenai minyak bumi dan gas menunjukkan bahwa nilai kiraan eksplorasi berada diantara sepersepuluh sampai sepuluh kali dari jumlah deposit sebenarnya yang diperoleh pada saat / sesudah produksi berjalan. Artinya kiraan eksplorasi deposit bisa melesat sepuluh kali dari nilai sebenarnya. (M. Uman et.al 1979,diacu dalam Sahat 1997).


3.2       Proses Terjadinya Sumber Daya Alam
Minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
Menurut teori ini :
·         Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari ragam binatang dan tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan lumpur.
·         Endapan lumpur kemudian dihanyutkan arus sungai menuju laut.
·         Lalu mengendap di dasar lautan dan tertutup lumpur dalam waktu yang sangat lama.
·        Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi, tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang dan tumbuhan mati tersebut berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi. Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat. Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu, minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak
3.3   Industri Manufaktur Indonesia
Dalam periode 1980-2000 kinerja industri manufaktur Indonesia dikategorikan sebagai salah satu pemenang utama (main winner) bersama-sama dengan beberapa negara negara berkembang lain yang kebanyak dari kawasan Asia Timur. Dalam periode dua dekade tersebut, kawasan Asia Timur memang merupakan kawasan yang disebut sebagai mesin pertumbuhan bagi peningkatan peran negara berkembang dalam pengembangan industri manufaktur. Di antara negara-negara berkembang, Cina adalah pemenang nomor wahid. Sementara itu, peringkat kinerja industri manufaktur Indonesia memang meningkat dari urutan ke-75 pada tahun 1980, menjadi urutan ke-54 pada tahun 1990, dan urutan ke-38 pada tahun 2000. Namun demikian, dibandingkan dengan beberapa negara pesaing utama di Asia Timur (termasuk ASEAN), posisi Indonesia memang relatif terpuruk. Gambaran kinerja industri manufaktur untuk Kawasan Asia Timur dapat diperhatikan dalam tabel berikut ini.
Kinerja Industri Manufaktur Kawasan Asia Timur 1980 – 2000
(dalam peringkatnya dari 93 negara di dunia)
No.
Negara
Tahun 2000
Tahun 1990
Tahun 1980
1
Singapura
1
1
2
2
Taiwan
9
15
18
3
Korea Selatan
10
18
23
4
Malaysia
15
23
40
5
Thailand
23
32
47
6
Cina
24
26
39
7
Filipina
25
43
42
8
Hongkong, SAR
27
20
16
9
Indonesia
38
54
75
11
Fiji - Pasifik
68
61
52
12
Papua New Guinea
82
76
80
Sumber: UNIDO, Industri Development Report 2004
Gambaran yang diungkapkan oleh UNIDO memang baru sampai pada tahun 2000. Memperhatikan perkembangan kondisi perekonomian dan terpuruknya kegiatan sektor produksi, kemungkinan besar peringkat sektor industri manufaktur di Indonesia kembali turun setelah tahun 2000. Namun, tidak dijelaskna pada bab-bab sebelumnya secara detail.
permasalahan spesifik di sektor industri manufaktur yang ada di Indonesia yang di prediksi akan mengalami penurunan, yaitu sebagai berikut:
·         KKN dan layanan umum yang buruk mengakibatkan tingginya biaya overhead. Menurut kajian Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), pengeluaran untuk berbagai pungutan dan untuk biaya buruknya layanan umum menambah biaya overhead sekitar 8.7 persen - 11.2 persen.
·         Cost of money yang relatif tinggi. Banyak pengusaha masing menganggap tingkat suku bunga saat ini sangat tinggi. Pengusaha dalam negeri yang mengandalkan perbankan dalam negeri akan kalah bersaing dengan perusahaan yang modal kerjanya dari luar negeri yang bunganya berkisar 4 – 6 persen.
·         Administrasi perpajakan yang belum optimal. Pengusaha menganggap administrasi perpajakan terutama dalam kaitannya dengan restitusi produk-produk industri ekspor sangat tidak efisien. Hal tersebut mengakibatkan daya saing produk ekspor menjadi berkurang karena pengusaha pada akhirnya membebankan ke harga jualnya. Selain itu, hal tersebut juga tidak kondusif untuk integrasi antar industri terkait untuk pengadaan bahan antaranya. Pada umumnya mereka memilih untuk impor bahan baku atau produk antara karena sejak awal tidak berurusan dengan PPN 10 persen.
·         Kandungan impor sangat tinggi. Nilai impor bahan baku, bahan antara (intermediate), dan komponen untuk seluruh industri meningkat dari 28 persen pada tahun 1993 menjadi 30 persen pada tahun 2002. Khusus untuk industri tekstil, kimia, dan logam dasar nilai tersebut mencapai 30-40 persen, sedangkan untuk industri mesin, elektronik dan barang-barang logam mencapai lebih dari 60 persen. Tingginya kandungan impor ini mengakibatkan rentannya biaya produksi terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan kecilnya nilai tambah yang mengalir pada perekonomian domestik.
·         Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Nilai tambah industri nasional relatif rendah, hal ini menunjukkan bahwa karakteristik industri manufaktur masih banyak tipe “tukang jahit,” seskipun dalam komposisi ekspor telah diamati mulai adanya peningkatan proporsi produk ekspor berteknologi menengah dan tinggi. Kehadiran foreign direct investment (FDI) yang mempunyai potensi sebagai basis untuk alih teknologi belum dapat dimanfaatkan.
·         Kualitas SDM relatif rendah. Dari hampir 4,2 juta orang tenaga kerja industri dalam 22.894 perusahaan pada tahun 1996, hanya 2 persen atau berpendidikan sarjana, sekitar 0,1 persen berpendidikan master, dan hanya 225 orang berpendidikan doktor. Sementara itu, intensitas pelatihan yang dilaksanakan oleh industri belum juga menggembirakan. Hasil survei tahun 1990-an menunjukkan hanya 18,9 persen perusahaan di Indonesia melaksanakannya. Di Malaysia, kegiatan yang sama dilakukan oleh hampir 84 persen perusahaan-perusahaannya. SDM dengan kualitas ini akan sulit diharapkan menghasilkan peningkatan produktivitas yang dituntut apalagi inovasi-inovasi yang bermutu untuk teknologi produksinya.
·         Iklim persaingan yang kurang sehat. Banyak sub-sektor industri yang beroperasi dalam kondisi mendekati ”monopoli”. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya indeks konsentrasi untuk dua perusahaan (CR2). Pada tahun 2002, lebih dari 50 persen kelompok usaha industri memiliki angka diatas 0,50 dan banyak kelompok industri yang angka konsentrasi yang makin besar. Beberapa contoh adalah pada industri tepung terigu, rokok putih, dan kendaraan roda 2. Keadaan ini menyebabkan insentif untuk penurunan biaya produksi menjadi kecil.
Namun, dalam perjalanan perkembangan Industri Manufaktur yang ada di Indonesia Kementrian Perindustrian telah memberikan kemajuan yang cukup daik dengan peningkatan pengadapatan yang signifikan, berdasarkan dari data APBN dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2010. Dalam lima tahun terakhir, sektor migas mampu menyumbang pendapatan negara sebesar 16% hingga 32%, atau rata-rata sekitar 25%. Pada tahun 2005, sektor migas menyumbang 138 trilyun, dari APBN sekitar 490 trilyun, atau 28%. Pada tahun 2006, kontribusinya meningkat menjadi 32%, atau sebesar 201 trilyun dari sekitar 636 trilyun APBN. Tahun 2007 menurun menjadi 24%, dan naik lagi menjadi 29% pada tahun 2008 lalu, tepat pada momen kenaikan harga minyak dunia. Pada tahun 2010, kontribusi sektor migas diperkirakan turun menjadi “hanya” 16%. Tetapi angka-angka itu belum termasuk bagian laba BUMN yang bergerak di bidang Migas, yaitu Pertamina dan PGN. Jika diproyeksikan laba bersih Pertamina pada 2010 mencapai 20 trilyun (Detik Finance, 15/01/2010) dan laba PGN minimum sama dengan tahun 2009 sebesar 4,4 trilyun (Detik Finance, 26/10/2009).

 
4.      Kesimpulan
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang kaya akan Sumber Daya Alam terutama Migas. Pengolahan dan penggunaan Migas secara efektif akan mempercepat penipisan jumlah ketersediaan Migas di bumi. Negara Indonesia lewat Migas dapat memberikan sumbangsih pendapatan nasional yang cukup signifikan sejak tahun 2000 hingga 2010. Keberadaan industry manufakturlah sebagai pemeran utama dalam pengkonsumsian migas di Indonesia. Pendapatan nasional yang meningkat inilah yang mampu memberikan peningkatan terhadap rencana APBN.


Daftar Pustaka

http://esdm.sulbarprov.go.id/index.php?id=1&news=235
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%202.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi
http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/potensi-daerah-lipatan-sumber-minyak.html
http://www.scribd.com/doc/142491908/Potensi-Daerah-Lipatan-Sumber-Minyak-Bumi-Dalam-Membantu-Perkembangan-Ekonomi-Indonesi2
http://lovegeografi-geografiku.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-dan-persebaran-sumber-daya.html
http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/17/peran-strategis-minyak-dan-gas-bumi/
http://journal.ui.ac.id/humanities/article/view/14/10
http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/17/peran-strategis-minyak-dan-gas-bumi/
https://auliaarumsagita.wordpress.com/2013/05/18/penggunaan-minyak-bumi-dan-dampaknya/
http://aph168.blogspot.com/2009/06/peran-apbd-dalam-menyejahterakan.html
http://kumpulan-laporan-praktikum.blogspot.com/2013/01/materi-kuliah-infiltrasi-air-tanah.html
http://irwanekasaputra27.blogspot.com/2013/06/laporan-infiltrasi.html
http://ilyas-xp.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-das.html
http://cloudsskyriu.blogspot.com/2013/05/laporan-infiltrasi.html
http://newerbl.blogspot.com/2013/05/dampak-penggunaan-minyak-bumi.html
http://naneuntetylicious.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-das-complete.htmlhttp://manumeng.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-curah-hujan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DIGITASI ON SCREEN

Penentuan Kandungan CL (Klorida) dalam Air

PENGAMBILAN SAMPEL TANAH