MINYAK BUMI KONTRIBUTOR UTAMA PERKEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL
MINYAK BUMI KONTRIBUTOR
UTAMA PERKEMBANGAN INDUSTRI MANUFAKTUR NASIONAL
Oleh
: Qonita Azzahra
130722607352
/ H
(Geografi
Murni, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang)
Abstrak
:
Hubungan antara
pengelolahan dan penggunaan sumber daya alam dalam pembangunan suatu negara merupakan
hal yang penting. Pertumbuhan industry manufaktur yang sangat pesat di
Indonesia saat ini merupakan salah satu bukti bahwa keberadaan sumber daya alam
minyak bumi menjadi pemeran utama dalam pembangunan nasional Indonesia. Kontribusi
tersebut berupa olahan minyak bumi yang dijadikan sebagai bahan bakar untuk pembuatan
barang produksi maupun jasa pelayanan. Pembahasan ini bertujuan untuk mengulas pertumbuhan
ekonomi nasional, terutama dalam bidang manufaktur yang kian hari memberikan
sumbangsih yang sangat besar terhadap pemasukan Negara dimana hal ini membantu
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Indonesia berupa penyerapan
tenaga kerja di sector industry dan pertambangan.
Kata kunci
: industri manufaktur, minyak bumi, kesejahteraan, pertambangan
1.
Pendahuluan
Negara Indonesia merupakan Negara
Kepulauan terbesar di dunia yang memiliki berbagai potensi di setiap daerahnya.
Hal ini dikarenakan indonesia memiliki letak geografis yang strategis yaitu,
dengan diapitnya oleh dua samudra dan dua benua serta tempat pertemuan
lempeng-lempeng dunia. Dari letak geografis tersebutlah indonesia memiliki
banyak potensi sumber daya alam yang sangat melimpah. Mulai dari sumber daya
alam yang dapat diperbaharui hingga sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui seperti MIGAS dan Tambang.
Perlu
dipahami bahwa ketersediaan sumber daya alam MIGAS Indonesia mengalami
penurunan yang cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya
permintaan akan kebutuhan minyak sebagai bahan bakar. Namun,
hal ini sebanding dengan pemasukan negarapun yang ikut bertambah.
Berdasarkan data APBN dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2010 menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir, sektor migas
mampu menyumbang pendapatan negara sebesar 16% hingga 32%, atau rata-rata
sekitar 25%. Pada tahun 2005, sektor migas menyumbang 138 trilyun, dari APBN
sekitar 490 trilyun, atau 28%. Pada tahun 2006, kontribusinya meningkat menjadi
32%, atau sebesar 201 trilyun dari sekitar 636 trilyun APBN. Tahun 2007 menurun
menjadi 24%, dan naik lagi menjadi 29% pada tahun 2008 lalu, tepat pada momen
kenaikan harga minyak dunia. Pada tahun 2010, kontribusi sektor migas
diperkirakan turun menjadi “hanya” 16%. Tetapi angka-angka itu belum termasuk
bagian laba BUMN yang bergerak di bidang Migas, yaitu Pertamina dan PGN. Jika
diproyeksikan laba bersih Pertamina pada 2010 mencapai 20 trilyun (Detik
Finance, 15/01/2010) dan laba PGN minimum sama dengan tahun 2009 sebesar 4,4
trilyun (Detik Finance, 26/10/2009).
“Pertumbuhan industri manufaktur ditopang
oleh tingginya investasi di sektor industri dan konsumsi di dalam negeri.
Sektor ini berkontribusi hingga 20,85% terhadap PDB nasional. Sementara itu,
ekspor produk manufaktur selama Januari-November 2012 berkontribusi hingga
60,02% terhadap total ekspor nasional,” Menperin saat memberikan arahan dalam
Rapat Kerja Kemenperin 2013 di Jakarta, 12-13 Februari (Majalah Industri edisi
I 2013). Berdasarkan hasil Rapat Kerja Kementrian perindustrian dapat dilihat
bahwa industry manufaktur yang kian mengalami peningkatan telah memberikan
sumbangsih yang cukup besar bagi pendapatan nasional.
2.
METODELOGI PENELITIAN
Dalam pembuatan jurnal ini menggunakan metode penelitian sekunder yaitu metode
pengambilan informasi atau data yang sudah ada.
Pengambilan data yang dilakukan secara online mengikuti kaidah dan
aturan sesuai dengan penelitian secara tradisional. Sarana pengambilan data
dilakukan dengan menggunakan komputer yang tersambung dengan Internet atau
disebut cara pengambilan data dengan menggunakan email atau website.
3. PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Sumber Daya alam
Sumber Daya Alam (natural resource)
adalah potensi yang dimiliki alam dan dapat dikembangkan dalam proses produksi
sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya alam terbentuk karena
adanya kekuatan alamiah, misalnya tanah, air, udara, dan bahan tambang. Oleh
karena itu, pada dasarnya sumber daya alam telah tersedia bersama terbentuknya
bumi ini. Namun, potensi sumber daya alam tersebut tidak akan bermanfaat jika
tidak diolah.
Sebagai
contoh, minyak bumi merupakan benda cair yang mungkin dianggap tidak
bermanfaat, sampai manusia mempelajari cara menggunakannya, mengambil atau
menyedot dari dalam tanah, dan memisahkannya
hingga menjadi bermacam-macam bahan bakar.
Sumber daya alam (SDA)
yang terdapat di bumi ini sangat banyak dan beragam. Penggolongan SDA pada
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sumber daya alam (SDA) yang dapat
diperbaharui dan sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaharui.
3.1.1
SDA yang Dapat
Diperbarui (Renewable Resources) adalah
sumber daya alam yang dapat pulih keberadaannya atau dapat dikembalikan
persediaannya dalam waktu yang cepat.
Contoh
SDA yang dapat diperbarui adalah air. Udara, cahaya matahari, tanah (kesuburannya). tanaman
pertanian. dan kehutanan.
3.1.2
SDA yang Tidak Dapat
Diperbarui (Unrenewable Resources) adalah
sumber daya alam yang tidak dapat pulih keberadaannya atau tidak dapat
dikembalikan persediaannya. Pada umumnya benda atau materi yang berasal dari
alam yang memerlukan waktu yang sangat lama dalam pemulihannya.
Contohnya,
minyak bumi merupakan SDA yang terbentuk dari tumpukan tumbuhan yang jasad
hewan yang telah diuraikan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Apabila
dieksploitasi secara terus menerus, maka ketersediaannya di bumi akan semakin
meipis. Padahal, untuk mengembalikan SDA tersebut memerlukan waktu ribuan
bahkan jutaan tahun.
Rees
(1990) diacu Fauzi (2004), sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumberdaya
harus : 1). ada pengetahuan, teknologi
atau keterampilan untuk memanfaatkannya dan 2). harus ada permintaan (demand)
terhadap sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya alam adalah faktor
produksi yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan
ekonomi.Secara umum sumberdaya alam dapat diklasifikasi kedalam dua kelompok,
yaitu :
1)
Kelompok Stok (Non Renewable)
Sumberdaya
ini dianggap memiliki cadangan yang terbatas atau terhabiskan (exhuastible). Sumberdaya
alam tidak dapat terbarukan atau sering juga disebut sebagai sumberdaya
terhabiskan adalah sumberdaya alam yang tidak memiliki kemampuan regenerasi
secara biologis. Sumberdaya alam ini terbentuk melalui proses geologi yang
memerlukan waktu sangat lama untuk dapat dijadikan sebagai sumberdaya alam yang
siap diolah atau siap pakai.
2)
Kelompok flow
Jenis
sumberdaya ini dimana jumlah dan kualitas fisik dari sumberdaya berubah
sepanjang waktu. Berapa jumlah yang kita manfaatkan sekarang, bisa mempengaruhi
atau bisa juga tidak mempengaruhi ketersediaan sumberdaya dimasa mendatang.
Sumberdaya ini dikatakan dapat diperbaharui (renewable) yang regenerasinya ada yang
tergantung pada proses biologi dan ada yang tidak. Jika diambil (eksploitasi)
sebagian, maka jumlah yang tinggal tidak akan pulih kembali seperti semula.
Salah
satunya yang tergolongan dalam sumberdaya tidak dapat terbarukan adalah minyak.
Tambang minyak memerlukan waktu ribuan bahkan jutaan tahun untuk terbentuk
karena ketidakmampuan sumberdaya tersebut untuk melakukan regenerasi secara
cepat sangat kecil. Sumberdaya ini sering kita sebut juga sebagai sumberdaya
yang mempunyai stok yang tetap.
Pengusaha
pertambangan atau perminyakan, harus memutuskan kombinasi yang tepat dari
berbagai faktor produksi untuk menentukan produksi yang optimal, dan juga
seberapa cepat stok harus diekstraksi dengan kendala stok yang terbatas.
Berbasis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya..
Parameter
Model Ekonomi Kompetitif Model Sumberdaya NonRenewable
Maksimasi
Keuntungan (maksimasiprofit, π) penerimaan marjinal (p) sama dengan biaya
marjinal (BM) atau p = BMStok yang tidak diekstraksi, mempunyai nilai
oppurtunitasnya atau P= BM + λ Ektrasi Sumberdaya Investasi karena nilai rente sumberdaya terkaait waktu. Penentuan rente /
keuntungan tidak dihitung masa kini juga masa sekarangTerkendala Stok, pada
waktutertentu (terminal period), stokakan habis. Peran waktusangat krusial,
intertemporal (Sumber : Fauzi (2004)
Masalah
utama dalam usaha pertambangan (termasuk penambangan minyak) adalah menemukan
atau menaksir jumlah kandungan sumberdaya alam yang kita miliki dan menurunkan
tingkat kesulitan (pemanfaatan) yang akan dihadapi. Menurut Sahat: 1997,
informasi mengenai letak dan jumlah kandungan sumberdaya alam merupakan suatu
hal yang sangat berharga dan vital, baik bagi pemilik sumberdaya (pemerintah)
maupun kontraktor (penambang). Jika pemilik tidak mengetahui berapa jumlah dan
nilai sumberdaya yang dimiliki, maka perusahaan pertambangan akan menekan harga
sewa atau bagi hasil tambang tersebut. Bisa juga dengan menaikan nilai tambang
melebihi nilai sebenarnya, sehingga pemilik atau orang lain mau menanamkan
modalnya pada usaha patungan yang akan
dibuat.
Perkembangan
teknologi saat ini, telah mampu menekan biaya dan waktu untuk pendugaan besar
kandungan. Dengan bantuan teknologi pengeinderaan jauh (citrasatelit dan foto
udara) menjadikan kegiatan lebih mudah, namun survei lapangan atau eksplorasi
permukaan (ground survey) dan pengujian contoh masih tetap sangat diperlukan. Sementara
itu, tingkat ketidakpastian dari ekplorasi masih tinggi. Hasil penelitian di AS
mengenai minyak bumi dan gas menunjukkan bahwa nilai kiraan eksplorasi berada
diantara sepersepuluh sampai sepuluh kali dari jumlah deposit sebenarnya yang
diperoleh pada saat / sesudah produksi berjalan. Artinya kiraan eksplorasi
deposit bisa melesat sepuluh kali dari nilai sebenarnya. (M. Uman et.al
1979,diacu dalam Sahat 1997).
3.2
Proses Terjadinya Sumber Daya Alam
Minyak
dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun
yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.
Menurut
teori ini :
·
Minyak bumi dan gas alam terbentuk dari ragam binatang dan
tumbuhan yang mati dan tertimbun di bawah endapan lumpur.
·
Endapan lumpur kemudian dihanyutkan arus sungai menuju laut.
·
Lalu mengendap di dasar lautan dan tertutup lumpur dalam
waktu yang sangat lama.
· Akibat pengaruh waktu, temperatur
tinggi, tekanan lapisan batuan di atasnya, maka binatang dan tumbuhan mati tersebut
berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak
bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Untuk mendapatkan minyak bumi ini
dapat dilakukan dengan pengeboran. Beberapa bagian jasad renik mengandung
minyak dan lilin. Minyak dan lilin ini dapat bertahan lama di dalam perut bumi.
Bagian-bagian tersebut akan membentuk bintik-bintik, warnanya pun berubah
menjadi cokelat tua. Bintink-bintik itu akan tersimpan di dalam lumpur dan mengeras
karena terkena tekanan bumi. Lumpur tersebut berubah menjadi batuan dan
terkubur semakin dalam di dalam perut bumi. Tekanan dan panas bumi secara alami
akan mengenai batuan lumpur sehingga mengakibatkan batuan lumpur menjadi panas
dan bintin-bintik di dalam batuan mulai mengeluarkan minyak kental yang pekat.
Semakin dalam batuan terkabur di perut bumi, minyak yang dihasilkan akan
semakin banyak. Pada saat batuan lumpur mendidih, minyak yang dikeluarkan
berupa minyak cair yang bersifat encer, dan saat suhunya sangat tinggi akan
dihasilkan gas alam. Gas alam ini sebagian besar berupa metana.
Sementara itu, saat lempeng kulit bumi bergerak, minyak
yang terbentuk di berbagai tempat akan bergerak. Minyak bumi yang terbentuk
akan terkumpul dalam pori-pori batu pasir atau batu kapur. Oleh karena adanya
gaya kapiler dan tekanan di perut bumi lebih besar dibandingkan dengan tekanan
di permukaan bumi, minyak bumi akan bergerak ke atas. Apabila gerak ke atas
minyak bumi ini terhalang oleh batuan yang kedap cairan atau batuan tidak
berpori, minyak akan terperangkap dalam batuan tersebut. Oleh karena itu,
minyak bumi juga disebut petroleum. Petroleum berasal dari bahasa
Latin, petrus artinya batu dan oleum yang artinya minyak
3.3 Industri Manufaktur Indonesia
Dalam periode 1980-2000 kinerja
industri manufaktur Indonesia dikategorikan sebagai salah satu pemenang utama (main winner) bersama-sama dengan
beberapa negara negara berkembang lain yang kebanyak dari kawasan Asia Timur.
Dalam periode dua dekade tersebut, kawasan Asia Timur memang merupakan kawasan
yang disebut sebagai mesin pertumbuhan bagi peningkatan peran negara berkembang
dalam pengembangan industri manufaktur. Di antara negara-negara berkembang,
Cina adalah pemenang nomor wahid. Sementara itu, peringkat kinerja industri
manufaktur Indonesia memang meningkat dari urutan ke-75 pada tahun 1980,
menjadi urutan ke-54 pada tahun 1990, dan urutan ke-38 pada tahun 2000. Namun
demikian, dibandingkan dengan beberapa negara pesaing utama di Asia Timur
(termasuk ASEAN), posisi Indonesia memang relatif terpuruk. Gambaran kinerja
industri manufaktur untuk Kawasan Asia Timur dapat diperhatikan dalam tabel
berikut ini.
Kinerja
Industri Manufaktur Kawasan Asia Timur 1980 – 2000
(dalam peringkatnya dari 93 negara di dunia)
No.
|
Negara
|
Tahun 2000
|
Tahun 1990
|
Tahun 1980
|
1
|
Singapura
|
1
|
1
|
2
|
2
|
Taiwan
|
9
|
15
|
18
|
3
|
Korea Selatan
|
10
|
18
|
23
|
4
|
Malaysia
|
15
|
23
|
40
|
5
|
Thailand
|
23
|
32
|
47
|
6
|
Cina
|
24
|
26
|
39
|
7
|
Filipina
|
25
|
43
|
42
|
8
|
Hongkong, SAR
|
27
|
20
|
16
|
9
|
Indonesia
|
38
|
54
|
75
|
11
|
Fiji - Pasifik
|
68
|
61
|
52
|
12
|
Papua New Guinea
|
82
|
76
|
80
|
Sumber: UNIDO,
Industri Development Report 2004
Gambaran yang diungkapkan oleh
UNIDO memang baru sampai pada tahun 2000. Memperhatikan perkembangan kondisi
perekonomian dan terpuruknya kegiatan sektor produksi, kemungkinan besar
peringkat sektor industri manufaktur di Indonesia kembali turun setelah tahun
2000. Namun, tidak dijelaskna pada bab-bab sebelumnya secara detail.
permasalahan
spesifik di sektor industri manufaktur yang ada di Indonesia yang di prediksi
akan mengalami penurunan, yaitu sebagai
berikut:
·
KKN dan layanan umum yang buruk mengakibatkan tingginya biaya overhead. Menurut kajian Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah
(KPPOD), pengeluaran untuk berbagai pungutan dan untuk biaya buruknya layanan
umum menambah biaya overhead sekitar
8.7 persen - 11.2 persen.
·
Cost
of money yang
relatif tinggi. Banyak pengusaha masing menganggap tingkat suku bunga saat ini
sangat tinggi. Pengusaha dalam negeri yang mengandalkan perbankan dalam negeri
akan kalah bersaing dengan perusahaan yang modal kerjanya dari luar negeri yang
bunganya berkisar 4 – 6 persen.
·
Administrasi perpajakan yang belum optimal. Pengusaha menganggap administrasi perpajakan terutama
dalam kaitannya dengan restitusi produk-produk industri ekspor sangat tidak
efisien. Hal tersebut mengakibatkan daya saing produk ekspor menjadi berkurang
karena pengusaha pada akhirnya membebankan ke harga jualnya. Selain itu, hal
tersebut juga tidak kondusif untuk integrasi antar industri terkait untuk
pengadaan bahan antaranya. Pada umumnya mereka memilih untuk impor bahan baku
atau produk antara karena sejak awal tidak berurusan dengan PPN 10 persen.
·
Kandungan impor sangat tinggi. Nilai impor bahan baku, bahan antara (intermediate), dan komponen untuk
seluruh industri meningkat dari 28 persen pada tahun 1993 menjadi 30 persen
pada tahun 2002. Khusus untuk industri tekstil, kimia, dan logam dasar nilai
tersebut mencapai 30-40 persen, sedangkan untuk industri mesin, elektronik dan
barang-barang logam mencapai lebih dari 60 persen. Tingginya kandungan impor
ini mengakibatkan rentannya biaya produksi terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah
dan kecilnya nilai tambah yang mengalir pada perekonomian domestik.
·
Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi. Nilai tambah industri nasional relatif rendah, hal ini
menunjukkan bahwa karakteristik industri manufaktur masih banyak tipe “tukang
jahit,” seskipun dalam komposisi ekspor telah diamati mulai adanya peningkatan
proporsi produk ekspor berteknologi menengah dan tinggi. Kehadiran foreign direct investment (FDI) yang
mempunyai potensi sebagai basis untuk alih teknologi belum dapat dimanfaatkan.
·
Kualitas SDM relatif rendah. Dari hampir 4,2 juta orang tenaga kerja industri dalam
22.894 perusahaan pada tahun 1996, hanya 2 persen atau berpendidikan sarjana,
sekitar 0,1 persen berpendidikan master, dan hanya 225 orang berpendidikan
doktor. Sementara itu, intensitas pelatihan yang dilaksanakan oleh industri
belum juga menggembirakan. Hasil survei tahun 1990-an menunjukkan hanya 18,9
persen perusahaan di Indonesia melaksanakannya. Di Malaysia, kegiatan yang sama
dilakukan oleh hampir 84 persen perusahaan-perusahaannya. SDM dengan kualitas
ini akan sulit diharapkan menghasilkan peningkatan produktivitas yang dituntut
apalagi inovasi-inovasi yang bermutu untuk teknologi produksinya.
·
Iklim persaingan yang kurang sehat. Banyak sub-sektor industri yang beroperasi dalam
kondisi mendekati ”monopoli”. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya indeks
konsentrasi untuk dua perusahaan (CR2). Pada tahun 2002, lebih dari 50 persen
kelompok usaha industri memiliki angka diatas 0,50 dan banyak kelompok industri
yang angka konsentrasi yang makin besar. Beberapa contoh adalah pada industri
tepung terigu, rokok putih, dan kendaraan roda 2. Keadaan ini menyebabkan
insentif untuk penurunan biaya produksi menjadi kecil.
Namun, dalam perjalanan
perkembangan Industri Manufaktur yang ada di Indonesia Kementrian Perindustrian
telah memberikan kemajuan yang cukup daik dengan peningkatan pengadapatan yang
signifikan, berdasarkan dari data APBN dari tahun 2005 sampai dengan tahun
2010. Dalam lima tahun terakhir, sektor migas mampu menyumbang pendapatan
negara sebesar 16% hingga 32%, atau rata-rata sekitar 25%. Pada tahun 2005,
sektor migas menyumbang 138 trilyun, dari APBN sekitar 490 trilyun, atau 28%.
Pada tahun 2006, kontribusinya meningkat menjadi 32%, atau sebesar 201 trilyun
dari sekitar 636 trilyun APBN. Tahun 2007 menurun menjadi 24%, dan naik lagi
menjadi 29% pada tahun 2008 lalu, tepat pada momen kenaikan harga minyak dunia.
Pada tahun 2010, kontribusi sektor migas diperkirakan turun menjadi “hanya”
16%. Tetapi angka-angka itu belum termasuk bagian laba BUMN yang bergerak di
bidang Migas, yaitu Pertamina dan PGN. Jika diproyeksikan laba bersih Pertamina
pada 2010 mencapai 20 trilyun (Detik Finance, 15/01/2010) dan laba PGN minimum
sama dengan tahun 2009 sebesar 4,4 trilyun (Detik Finance, 26/10/2009).
4. Kesimpulan
Negara
Indonesia adalah Negara kepulauan yang kaya akan Sumber Daya Alam terutama
Migas. Pengolahan dan penggunaan Migas secara efektif akan mempercepat
penipisan jumlah ketersediaan Migas di bumi. Negara Indonesia lewat Migas dapat
memberikan sumbangsih pendapatan nasional yang cukup signifikan sejak tahun
2000 hingga 2010. Keberadaan industry manufakturlah sebagai pemeran utama dalam
pengkonsumsian migas di Indonesia. Pendapatan nasional yang meningkat inilah
yang mampu memberikan peningkatan terhadap rencana APBN.
Daftar Pustaka
http://esdm.sulbarprov.go.id/index.php?id=1&news=235
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%202.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumi
http://hendra-dwi-purnama.blogspot.com/2013/08/potensi-daerah-lipatan-sumber-minyak.html
http://www.scribd.com/doc/142491908/Potensi-Daerah-Lipatan-Sumber-Minyak-Bumi-Dalam-Membantu-Perkembangan-Ekonomi-Indonesi2
http://lovegeografi-geografiku.blogspot.com/2009/11/jenis-jenis-dan-persebaran-sumber-daya.html
http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/17/peran-strategis-minyak-dan-gas-bumi/
http://journal.ui.ac.id/humanities/article/view/14/10
http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/17/peran-strategis-minyak-dan-gas-bumi/
https://auliaarumsagita.wordpress.com/2013/05/18/penggunaan-minyak-bumi-dan-dampaknya/
http://aph168.blogspot.com/2009/06/peran-apbd-dalam-menyejahterakan.html
http://kumpulan-laporan-praktikum.blogspot.com/2013/01/materi-kuliah-infiltrasi-air-tanah.html
http://irwanekasaputra27.blogspot.com/2013/06/laporan-infiltrasi.html
http://ilyas-xp.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-das.html
http://cloudsskyriu.blogspot.com/2013/05/laporan-infiltrasi.html
http://newerbl.blogspot.com/2013/05/dampak-penggunaan-minyak-bumi.html
http://naneuntetylicious.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-das-complete.htmlhttp://manumeng.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-curah-hujan.html
Komentar
Posting Komentar